BUKU TERBARU

RONA EKOLOGI DAN SOSIAL EKONOMI SUMBER DAYA LAUT DI PROVINSI MALUKU DAN PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR

Judul Buku:
RONA EKOLOGI DAN SOSIAL EKONOMI SUMBER DAYA LAUT DI PROVINSI MALUKU DAN PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR
Pengarang:
Victor Nikijuluw, Gino V. Limmon, Agus Budiyanto, Charlotha Irenny Tupan, Cilun Djakiman, Delly D. Paulina Matrutty, Frensly D. Hukom, I Wayan Eka Dharmawan, Izaak Angwarmasse, Jesaja Ajub Pattikawa, J. M. S. Tetelepta, Jotham S.R. Ninef, Kunto Wibowo, Lumban Nauli Lumbantoruan, Prakas Santoso, Ray Purnama, Welma Pesulima, Mark V. Erdmann, Ketut S. Putra, Juliana L. Tomasouw, dan Hanggar Prasetio

ISBN:
978-623-88906-0-6
Tahun:
2024
Deskripsi:
"Provinsi Maluku dan Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) merupakan dua provinsi kepulauan yang memiliki sumber daya alam laut dan keanekaragaman hayati laut yang sangat tinggi. Selain itu, kedua wilayah ini berbatasan dengan negara Timor Leste dan Australia. Melihat besarnya potensi tersebut, Konservasi Indonesia (KI) mendukung program pemerintah, baik pemerintah pusat maupun pemerintah daerah, dalam upaya untuk melestarikan sumber daya alam laut, meningkatkan dan mempromosikan perikanan berkelanjutan dan potensi pariwisatanya, serta meningkatkan kesejahteraan masyarakatnya melalui pembentukan kawasan konservasi di Provinsi Maluku dan Provinsi NTT.

Pemerintah pusat, melalui Kementerian Kelautan dan Perikanan telah menetapkan Marine Protected Area Vision 2030 dalam rangka penambahan kawasan konservasi seluas 32,5 juta hektare di tahun 2030 (10% dari luas perairan laut Indonesia), dan kemudian baru-baru ini menetapkan lagi penambahan kawasan konservasi menjadi 97,5 juta hektare di tahun 2045 (30% dari luas perairan laut Indonesia). Sehingga, bertambahnya jumlah dan luasan kawasan konservasi di Provinsi Maluku dan Provinsi NTT akan berkontribusi bagi pencapaian target pemerintah tersebut.

Salah satu langkah awal dalam proses pembentukan kawasan konservasi, diperlukan adanya data dan informasi terkini dan akurat tentang kondisi kelautan dan perikanan. Untuk itu, dilakukan survei MRAP (Marine Rapid Assessment Program) atau survei cepat kondisi kelautan yang dilakukan oleh para ilmuwan Indonesia untuk secara komprehensif memperoleh data keanekaragaman hayati dan kesehatan ekosistem penting (terumbu karang, lamun, dan mangrove), kondisi sosial ekonomi masyarakat pesisir, praktik-praktik konservasi laut dan pengelolaan sumber daya secara tradisional, serta potensi pengembangan pariwisata di Provinsi Maluku, khususnya Kabupaten Maluku Barat Daya, dan Provinsi NTT, khususnya Kabupaten Belu dan Kabupaten Alor. Data yang dikumpulkan dari survei ini, kemudian akan digunakan untuk merancang kawasan konservasi serta jejaring kawasan konservasi yang mencakup wilayah Indonesia dan Timor Leste untuk memastikan ketahanan pangan jangka panjang masyarakat lokal, sambil melindungi keanekaragaman hayati laut.

Diterbitkannya buku “Rona Ekologi dan Sosial Ekonomi Sumber Daya Laut di Provinsi Maluku dan Nusa Tenggara Timur” ini, KI berharap bisa melengkapi data dan informasi untuk pengembangan sektor kelautan dan perikanan, khususnya di Kabupaten Maluku Barat Daya, Kabupaten Belu, dan Kabupaten Alor."

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama